Rabu, 29 April 2009

KEADAAN CO2 DI UDARA

Kandungan CO2 di Udara Melampaui Batas Alami Cetak E-mail

Buana Katulistiwa – Kandungan karbondioksida di atmosfer saat ini berada pada level tertinggi sejak 650000 tahun terakhir. Hal ini merupakan hasil sebuah penelitian terbaru pada "gas rumah kaca" yang meningkatkan pemanasan global.

Dengan menganalisa kandungan gelembung udara pada es di Antarktika, sebuah tim peneliti Eropa mengingatkan bagaimana manusia telah mempengaruhi peningkatan gas karbondioksida. Penemuan ini dipublikasikan Jurnal Science oleh Europan Project for Ice in Antarctica, minggu kemarin.

"Penelitian ini diharapkan meningkatan pemahaman orang pada perubahan iklim," ujar Edward Brook, spesialis geosains dari Universitas Negeri Oregon.

Karbondioksida dan gas rumah kaca lain atmosfer, sebagai hasil dari proses pembakaran bahan bakar dan proses lain, telah mengurung panas matahari, layaknya sebuah rumah kaca, dan menyebabkan pemanasan global.

Hasil pengukuran menunjukan tingkat karbon dioksida meningkat dari 280 ppm (part per million) pada dua abad lalu menjadi 380 ppm saat ini. Suhu rata-rata bumi meningkat sekitar 1 derajat Fahrenheit sejak saat itu, dan terus mengalami peningkatan. Banyak ahli iklim mengingatkan, jika dibiarkan, pemanasan global akan menimbulkan banyak masalah seperti naiknya permukaan laut dan perubahan pola hujan.

Es Antarktika mengandung gelumbung udara yang terbentuk saat salju turun ratusan atau ribuan tahun lalu. Kandungan udara pada es tersebut dapat dijadikan ukuran keadaan atmosfer pada saat es terbentuk di masa lampau dan menentukan batas fluktuasi alami.

Sebuah sampel inti es telah telah merekam gas rumah kaca sekitar 440000 tahun. Sampel terbaru ini, dari Timur Antarktika, mencapai 210000 tahun lebih jauh ke belakang. Saat ini, peningkatan karbondioksida mencapai 27% lebih tinggi dibanding titik tertinggi selama milenium tersebut, papar pimpinan peneliti Thomas Stocker dari Universitas Bern, Swiss.

"Kita telah melampaui batas alami", tandasnya. Terlebih lagi, peningkatan kecepatan tersebut mencapai seratus kali lebih cepat dibanding dari siklus alam yang telah diketahui. Penelitian ini memberikan bukti, sekaligus menghapus pandangan yang mengatakan peningkatan gas rumah kaca hanyalah sebuah siklus alami bumi.

Tim yang terdiri dari ilmuan asal Perancis dan Jerman menemukan hasil yang serupa pada metana, gas rumah kaca lain. Para peneliti membandingkan tingkat gas pada suhu Antarktika selama waktu tersebut, meliputi delapan siklus glasiasi atau zaman es dan periode hangat. Mereka menemukan pola yang stabil: tingkat terendah gas selama periode dingin dan tertinggi pada periode hangat.

Pada akhir tulisan: "Tidak ada kondisi alami yang kami ketahui selama waktu yang sangat lama dimana tingkat gas yang mendekati saat kita sekarang. Dan studi ini memberitahu kita bahwa ada hubungan kuat antara temperatur dan gas rumah kaca," jelas Brook,"yang membawa anda pada kesimpulan bahwa kita harus waspada pada perubahan suhu di masa datang."

Sejarah panjang dari konsentrasi gas dapat membantu spesialis iklim membangun model yang lebih baik tentang apa yang akan terjadi di masa depan, ujar Stocker. Dan dapat menjawab pertanyaan lain seperti sudah berapa lama manusia mempengaruhi akumulasi gas rumah kaca, dan apa akibat dari faktor lain seperti arus laut yang terjadi pada perubahan iklim yang rumit.

Satu dekade lalu, ilmuan tidak yakin dapat memantau konsentrasi gas rumah kaca zaman dulu melalui es. Sekarang, Brook, masuk dalam tim penelitian internasional lain, mempersiapkan untuk memburu sebuah sampel inti es yang merekam sejuta tahun atau lebih, berharap menemukan era dimana suhu bumi yang lebih hangat.

Apa sebab-sebab global warming,katanya dari co2 tapi ad yang bilang dari mataharinya sendiri???

1. global warming selalu dikait2kan dengan efek rumah kaca kenapa? Karena fungsi dari rumah kaca yang seperti namanya tentunya terbuat dari kaca adalah untuk menjaga panas dari matahari yang sudah masuk ke rumah kaca tsb susah keluar dan ini biasanya digunakan di daerah perkebunan supaya hasil kebunnya mendapatkan panas yang cukup.

Nah hal ini pun sama dengan yang terjadi di bumi pertiwi, dapat diibaratkan bumi ini adalah suatu rumah kaca raksasa tapi bahan kaca digantikan dengan gas karbon, tapi fungsinya tetap sama yaitu menjaga agar panas dari matahari yang sudah masuk ke bumi susah keluar karena terhalangi gas karbon tersebut.

Atmosfer bumi ini sudah dirancang sedemikian rupa sehingga panas yang sudah masuk lewat atmosfer sebagian dipantulkan lagi ke angkasa dan yang sudah masuk kebumi juga bisa menembus atmosfer kembali untuk dilepaskan ke angkasa.

Jadi, walaupun panas tersebut berasal dari sang surya kita tetap tidak bisa menyalahkannya, toh kita juga g bisa hidup tanpa matahari. Bayangkan saja jika kita menyalahkan matahari trus kita berharap supaya matahari itu g pernah ada, bumi ini bisa beku.

2. menurut gw penyebabnya karna kedua2nya. matahari yang mengirimkan sinar uv ke bumi berarti matahari juga sebagai penyebab. co2 yang menahan gelombang pendek atau uv di dalam lapisan ozon, itu juga sebagai penyebab.

globar warming terjadi karna pengaruh sinar uv atau gelombang pendek yang di pancarkan oleh matahari tidak dapat dipantulkan kemabali keluar atmosfir yang disebakan oleh gas metan seperti CO2, CO3, H2O dan yang lainnya. dalam keadaan normal sinar uv yang dipantulkan matahari dapat di pantulkan kembali keluar atmosfir. akan tetapi pada saat sekarang sinar uv tadi kembali terpantul kebumi karna tertahan oleh unsur2 diatas. makanya disebut green efec atau efek rumah kaca...
salah satu evek rumah kaca ini adalah terganggunya iklim dibumi. seperti musim yang tak teratur, timbulnya badai atau topan, gempa bumi dan bencana lainnya. hal ini terjadi karna bumi berusaha untuk mencari keseimbangannya.

3. Dari efek rumah kaca.Banyak sekali gas" hasil polusi dan bangunan" yang memantulkan cahaya matahari dengan tajam ke ozon kita,radiasi pantulan cahaya matahari(efek rumah kaca) itulah yang membuat ozon berlubang.Penyebabnya antara lain sedikitnya bidang tanah(panas matahari harusnya diserap olh tanah,namun karena banyak dibangun bangunan" menyilaukan,panas matahari jadi memantul dan menambah suhu di udara lapisan atmosfer kita ini),banyaknya polusi udara dngan nitrogen,co2 bahkan co3 yang beracun,juga pemakaian sprai" dalam tabung kedap udara yang berisi gas rawan meledak itu(cont:hair spray,pilox,pewarna rambut instant)!Jangan pakai lagi deh,menambah efek global warming.Bolong"nya ozon kita itu juga menyebabkan sinar matahari menghujam secara tajam kebumi,otomatis sinarnya lebih panas dan lebih berbahaya kan karena sinar UltraViolet(UV) tidak tersaring ozon lagi sehingga bebas menerobos ke bumi menyebabkan radiasi dan efek radioaktifnya memicu kanker.Sayangnya kita tidak dapat menambal lagi ozon" yang bolong itu,jadi kita hanya bisa mempertahankan ozon yang tersisa sekarang!
Sayangnya saat KTT global warming di Bali,Negara Amerika yang memang paling banyak menyebabkan kerusakan ozon(akibat polusi industrinya yang gila"an) tidak setuju berpartisipasi mengurangi polusinya,ia malah mau nyogok gerakan anti global warming dengan membiayai kegiatan mereka!Oh iya,global warming menyebabkan lapisan es di kutub mencair sehingga tinggi air laut naik,padahal semenjak tsunami&gempa di Aceh dan Nias,sudah banyak daratan yang turun dan tidak terlihat lagi(tenggelam),juga banyak pulau" kecil yang hilang.Kabarnya pulau jawa juga tinggi daratannya sudah lebih rendah daripada permukaan air laut(bentuk mangkok kayak negara belanda gitu deh!),jadi tinggal tunggu air laut naik atau tsunami dikit,penuhlah "mangkuk" pulau jawa ini dengan air dan tenggelamlah pulau jawa!Penurunan permukaan daratan terutama disebabkan juga oleh getaran hujaman paku bumi besar yang biasa digunakan untuk pembangunan gedung gedung itu!(yang gede hitam panjang kayak tumbukan dan klo kita lewat jalan di sbelahnya ada proyek pembangunan gedung kdengeran banget suaranya keras "DUNG...!DUNG...!"Gitu deh!)

4. CO2 yang menyebabkan efek rumah kaca, yaitu dimana gas CO2 yang menumpuk di udara menyebabkan sinar matahari yang sampai ke bumi terpantul kembali karena terhalang oleh gas CO2 tersebut, sehingga suhu udara meningkat. Kalau panas matahari tidak bertambah, dinamakn efek rumah kaca karena, efek yang terjadi memang sama dengan efek yang terjadi pada rumah kaca (green house) sesungguhnya, kalau kita berjalan jalan di daerah pegunungan kita akan melihat banyak rumah rumah berisi tanaman yang beratap atau berdinding kaca, itulah yang dinamakan rumah kaca, efek itu berguna bagi tanaman yang ditanam di rumah kaca tersebut, karena di pegunungan itensitas sinar matahari kurang, sehingga kegunaan rumah kaca tersebut adalah menahan sinar matahari yang masuk ke dalam green house tersebut, agar suhu di dalam rumah kaca itu tidak terlalu lembab. Akan tetapi jika efek ini terjadi pada bumi, dengan CO2 yang sama halnya dengan atap dan dinding pada green house tadi,maka panas dari sinar matahari akan kembali ke bumi, karena terhalang oleh CO2, sehingga suhu udara meningkat, hal ini menyebabkan es di kutub mencair, yang berdampak pada naiknya permukaan air laut. Oleh karena itu sekarang digalakkan penghijauan, dan pembatasan emisi gas buang dari kendaraan dan industri.

5. Global warming dikarenakan panas bumi meningkat.
Penggunaan alat-alat elektronik berlebihan memicu uap panas yang mengambang ke udara.
Asap polusi industri dan kendaraan bermotor juga menggumpal di sekitar lapisan ozon sehingga pemantulan panas matahari tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga panas bumi bertambah.

Karena itulah Global Warming terjadi, lapisan es di kutub mencair dan meninggikan permukaan air laut. Dalam 30 tahun mendatang, bila keadaan ini terus berlanjut maka ribuan pulau di Indonesia akan tenggelam.

Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.

Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian.

Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.

Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.

Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein.

Gbr. .Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus dan
Pembuluh darah yang menyelubungi

Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :

Hb4 + O2 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
berwarna merah jernih

Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.

Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.

Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.

Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.

Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi kimia berikut:

C02 + H20 Þ (karbonat anhidrase) H2CO3

Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.

Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.

1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).

2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2).

3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.

CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3

Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.


Upaya mengurangi CO2 dalam udara

Saat ini tengah marak dibicarakan tentang efek dari global warming atau pemanasan global. Suhu permukaan bumi semakin meningkat dan cuaca juga semakin tidak menentu. Lapisan es di kutub pun semakin menipis, ketinggian permukaan laut pun semakin meningkat. Semua kerusakan itu salah satunya dipengaruhi oleh meningkatnya kadar CO2 dalam lapisan atmosfer. Bagaimana nasib manusia di bumi ini jika zaman es mencair terulang kembali? Apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi dampak dari kerusakan tersebut?
Tentunya kita tidak dapat langsung memperbaiki semua keadaan ini secara instan, semua hal pasti ada prosesnya. Kita dapat mengurangi dampak global warming dengan cara kita sendiri yang tentunya mudah dilaksanakan tetapi memerlukan pembiasaan secara kontinu.
Salah satu upaya yang dapat kita lakukan yang paling sederhana adalah dengan menanam tanaman di rumah kita. Tidak perlu tanaman yang harganya mahal, misalnya kita menanam pohon mangga. Mula-mula 2 pohon, kemudian 4 pohon dan seterusnya. Tanaman dapat menyerap CO2 yang dapat mereka gunakan untuk fotosintesis. Selain mengurangi kadar CO2 dalam udara tentunya rumah kita akan lebih sejuk bukan dengan adanya tanaman-tanaman tersebut? Selain itu, apabila pohon itu berbuah kita juga dapat menikmati buahnya tanpa harus membeli di toko buah.

Pencemaran Udara pada Lingkungan Hidup Sekitar Kita - Gas Beracun CO, CO2, NO, NO2, SO dan SO2 yang Merusak Kesehatan Manusia


A. Arti Definisi dan Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran.

Rusaknya ata semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

B. Gas-Gas Pencemar Udara Utama
- CO
- CO2
- NO
- NO2
- SO
- SO2

C. Bahaya Efek Gas Pencemaran Udara

1. Gas CO / Karbon Monoksida / Karbon Mono Oksida
Karbon monoksida adalah gas yang bersifat membunuh makhluk hidup termasuk manusia. Zat gas CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Pada kasus darah yang tercemar karbon monoksida dalam kadar 70% hingga 80% dapat menyebabkan kematian pada orang.

2. Gas CO2 / Karbon Dioksida / Karbon Di Oksida
Karbon dioksida adalah zat gas yang mampu meningkatkan suhu pada suatu lingkungan sekitar kita yang disebut juga sebagai efek rumah kaca. Dengan begitu maka temperatur udara di daerah yang tercemar CO2 itu akan naik dan otomatis suhunya menjadi semakin panas dari waktu ke waktu seperti di wilayah DKI Jakarta. Hal ini disebabkan karena CO2 akan berkonsentrasi dengan jasad renik, debu dan titik-titik air yang membentuk awan yang dapat ditembus cahaya matahari namun tidak dapat melepaskan panas ke luar awan tersebut. Keadaan seperti itu mirip dengan kondisi rumah kaca tanpa AC dan fentilasi udara yang cukup.